Minggu, 20 Januari 2013


PROFIL
DESA SUKORENO

 SEJARAH DESA

a.      Legenda Desa

Sejarah Desa Sukoreno yang diketahui terbagi menjadi 3 periode, yang mana masing-masing periode ditandai peninggalan nama-nama dusun yang ada di Desa Sukoreno.
Nama Sukoreno sendiri artinya adalah Suko adalah Senang Reno adalah macam-macam jadi Sukoreno artinya Kesenangan yang bermacam-macam karena taraf hidup masyarakatnya yang makmur murah sandang murah pangan.

Desa Sukoreno terletak di lereng Gunung Penanggungan dan lereng Gunung Harjuno, yang mana gunung tersebut banyak menyimpan nilai-nilai histories yang cukup popular, dan sangat melekat dikalangan masyarakat sekitar khususnya dan kalangan masyarakat Jawa pada umumnya

Periode 1

Pada awalnya dahulu kala sebelum nama Sukoreno dijadikan nama desa ada beberapa tokoh yang menjadi sesepuh, yang membawai beberapa kelompok masyarakat yang tersebar di lerang Gunung Penanggungan dan Harjuno, yang masing-masing mempunyai adat dan ciri khas sendiri.sesuai dengan kelompok yang dipimpin oleh seorang sesepuh. Kelompok masyarakat yang tersebar, pada akhirnya menetap dan beranak cucu sehingga sampai kelompok masyarakat menjadi banyak dan disebut sebagai perkampungan atau pedusunan. Masing-masing perkampungan di pimpin oleh seorang sesepuh yang mampu untuk melindungi dan menjaga dalam setiap kelompoknya.

Seorang sesepuh yang memimpin masing-masing kelompok dalam mendirikan perkampungan,untuk menamakan kampungnya di sesuaikan dengan kejadian-kejadian yang di temui pada saat itu antara lain :
-          Dusun Terongdowo, pada awalnya seorang yang bernama Mbah Singokertojoyo dan Mbah Brojo pada waktu itu menebang hutan untuk mendirikan perkampungan menemukan tanaman terong yang tumbuh subur dan buahnya begitu puanjang sehingga tempat itu di namakan Dusun Terongdowo.
-          Dusun Guci, pada awalnya seorang bernama Mbah Dhungalan, Mbah Sapu jagat, Mbah Wali dan saudara lainnya pada waktu itu menebang hutan untuk mendirikan perkampungan mereka menjumpai mata air yang keluar dari batu yang berbentuk sebuah guci, sehingga perkampungan itu di namakan Dusun Guci.
-          Dusun Kebonalas, Pada awalnya Mbah Suwono sebagai sesepuh, waktu itu akan mendirikan perkampungan, menjumpai tempat dan tanahnya tumbuh tanaman yang dapat di makan buahnya dan berada di tengah-tengah alas ( Hutan ) dan pada akhirnya tempat itu di namakan Dusun Kebonalas.
-          Dan seterusnya sampai pada Dusun-dusun yang lain :
v  Dusun Konang sebagai sesepuhnya Mbah Tunggul Wulung
v  Dusun Kasin sebagai sesepuhnya Mbah Ngadi
v  Dusun Kesamben sebagai sesepuhnya Mbah Singopati dan Mbah Sirambak
v  Dusun Pakel sebagai sesepuhnya Mbah Dongkel
v  Dusun Mendalan sebagai sesepuhnya Mbah Singo Mentolo
v  Dusun Karanglo sebagai sesepuhnya Mbah Lagi
v  Dusun Trongso sebagai sesepuhnya Mbah Singopolo
v  Dusun Brubuh sebagai sesepuhnya Mbah Sumberubuh
v  Dusun Candi sebagai sesepuhnya Mbah Mangku alam
v  Dusun Kesiman sebagai sesepuhnya Mbah Sapuregel
v  Dusun Karangtengah sebagai sesepuhnya Buyut Muriah



Periode 2

Sejarah Desa Sukoreno pada masa penjajahan, untuk merebut kemerdekaan pada masa itu sangat tidak mudah, selama 350 tahun tertidas oleh kemurkahan bangsa Belanda yang menguasai wilayah desa sukoreno, kehidupan sangat sulit untuk makan sehari-hari tidak cukup bahan makanan yang tersedia dan mudah didapat pada waktu itu berupa glebek. Glebek adalah sejenis makanan yang terbuat dari katul yang didatangkan dari negeri Belanda.yang mana orang kalau makan gelebek perutnya jadi kenyang, tetapi sama sekali tidak mengandung gizi.
Yang lebih mengenaskan lagi menyangkut masalah pakaian, rata-rata pakaian penduduk pada masa itu terbuat dari karung goni, karena tidak tersedia bahan pakaian yang terbuat dari kain, pria dan wanita terpaksa memakai pakaian yang terbuat dari karung goni sisa-sisa dari bungskus gula pasir. Dan yang agak membanggakan persediaan gula sangat melimpah sehingga penduduk dengan mudah menerima jatah gula pasir dari pemerintahan belanda.

Periode 3

Dari waktu ke waktu pemandangan kekerasan sering terjadi, kerja paksa, penggeledahan hasil bumi, penganiayaan warga yang tidak mau kerja paksa selalu terlihat setiap hari.Masalah hasil bumi warga dipaksa mengerjakan lahan milik sendiri , yang diawasi oleh anthek-anthek Belanda tanpa dibekali dengan isi perut yang cukup, tetapi semangat kerja tetap ada.
Tidak tahan dengan kebiadapan penjajah, sedikit demi sedikit para tokoh berunding secara tersembunyi untuk menyatukan persepti menyusun satu kekuatan perang melawan penjajah.
Dengan perlengkapan senjata seadanya yaitu berupa Bambu runcing terjadilah pertempuran yang sangat sengit melawan serdadu Belanda. Walaupun banyak terjadi korban berjatuhan , tetapi semangat perjuangan para tokoh yang dibantu penduduk terus berlangsung yang pada akhirnya dengan perasaan lega , berkat kegigihan para pejuang, berangsur-angsur Belanda meninggalkan wilayah penjajahannya.

b.      Sejarah Pemerintah Desa Sukoreno.

Berdasarkan cerita orang-orang tua di Desa Sukoreno bahwa semenjak tahun 1940 an sampai sekarang Tahun  (2009) Pemerintah Desa Sukoreno sudah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan yang antara lain sebagai berikut  :
    
1.      Bapak Kertojoyo, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1940-1950
2.      Bapak Dani, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1950-1954
3.      Bapak Katen, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun1954-1959
4.      Bapak Pa’un, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1959-1960
5.      Bapak, Kasim menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1960-1964
6.      Bapak Tariman,, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1964-1966
7.      Bpk.Djuri Karyo Utomo, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1966-1991
8.      Bapak Nur Handoko, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1991-1999
9.      Bapak Timbul Hadi.P, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1999-2007
10.  Bapak Karianto Hadi, menjabat sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 2007-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar