PROFIL
DESA SUKORENO
SEJARAH DESA
a.
Legenda Desa
Sejarah Desa Sukoreno yang diketahui terbagi menjadi 3 periode, yang
mana masing-masing periode ditandai peninggalan nama-nama dusun yang ada di
Desa Sukoreno.
Nama Sukoreno sendiri artinya adalah Suko adalah Senang Reno adalah macam-macam jadi Sukoreno artinya Kesenangan yang bermacam-macam
karena taraf hidup masyarakatnya yang makmur murah sandang murah pangan.
Desa Sukoreno terletak di lereng Gunung Penanggungan dan lereng
Gunung Harjuno, yang mana gunung tersebut banyak menyimpan nilai-nilai
histories yang cukup popular, dan sangat melekat dikalangan masyarakat sekitar
khususnya dan kalangan masyarakat Jawa pada umumnya
Periode 1
Pada awalnya dahulu kala sebelum nama Sukoreno dijadikan nama desa
ada beberapa tokoh yang menjadi sesepuh, yang membawai beberapa kelompok
masyarakat yang tersebar di lerang Gunung Penanggungan dan Harjuno, yang
masing-masing mempunyai adat dan ciri khas sendiri.sesuai dengan kelompok yang
dipimpin oleh seorang sesepuh. Kelompok masyarakat yang tersebar, pada akhirnya
menetap dan beranak cucu sehingga sampai kelompok masyarakat menjadi banyak dan
disebut sebagai perkampungan atau pedusunan. Masing-masing perkampungan di
pimpin oleh seorang sesepuh yang mampu untuk melindungi dan menjaga dalam
setiap kelompoknya.
Seorang sesepuh yang memimpin masing-masing kelompok dalam
mendirikan perkampungan,untuk menamakan kampungnya di sesuaikan dengan
kejadian-kejadian yang di temui pada saat itu antara lain :
-
Dusun Terongdowo, pada awalnya seorang
yang bernama Mbah Singokertojoyo dan Mbah Brojo pada waktu itu menebang hutan
untuk mendirikan perkampungan menemukan tanaman terong yang tumbuh subur dan
buahnya begitu puanjang sehingga tempat itu di namakan Dusun Terongdowo.
-
Dusun Guci, pada awalnya seorang bernama
Mbah Dhungalan, Mbah Sapu jagat, Mbah Wali dan saudara lainnya pada waktu itu
menebang hutan untuk mendirikan perkampungan mereka menjumpai mata air yang
keluar dari batu yang berbentuk sebuah guci, sehingga perkampungan itu di
namakan Dusun Guci.
-
Dusun Kebonalas, Pada awalnya Mbah Suwono sebagai sesepuh, waktu itu
akan mendirikan perkampungan, menjumpai tempat dan tanahnya tumbuh tanaman yang
dapat di makan buahnya dan berada di tengah-tengah alas ( Hutan ) dan pada
akhirnya tempat itu di namakan Dusun Kebonalas.
-
Dan seterusnya sampai pada
Dusun-dusun yang lain :
v Dusun Konang sebagai sesepuhnya Mbah Tunggul Wulung
v Dusun Kasin sebagai sesepuhnya Mbah Ngadi
v Dusun Kesamben sebagai sesepuhnya Mbah Singopati dan Mbah Sirambak
v Dusun Pakel sebagai sesepuhnya Mbah Dongkel
v Dusun Mendalan sebagai sesepuhnya Mbah Singo Mentolo
v Dusun Karanglo sebagai sesepuhnya Mbah Lagi
v Dusun Trongso sebagai sesepuhnya Mbah Singopolo
v Dusun Brubuh sebagai sesepuhnya Mbah Sumberubuh
v Dusun Candi sebagai sesepuhnya Mbah Mangku alam
v Dusun Kesiman sebagai sesepuhnya Mbah Sapuregel
v Dusun Karangtengah sebagai sesepuhnya Buyut Muriah
Periode 2
Sejarah Desa Sukoreno pada masa penjajahan, untuk merebut
kemerdekaan pada masa itu sangat tidak mudah, selama 350 tahun tertidas oleh
kemurkahan bangsa Belanda yang menguasai wilayah desa sukoreno, kehidupan
sangat sulit untuk makan sehari-hari tidak cukup bahan makanan yang tersedia
dan mudah didapat pada waktu itu berupa glebek. Glebek adalah sejenis makanan
yang terbuat dari katul yang didatangkan dari negeri Belanda.yang mana orang
kalau makan gelebek perutnya jadi kenyang, tetapi sama sekali tidak mengandung
gizi.
Yang lebih mengenaskan lagi menyangkut masalah pakaian, rata-rata
pakaian penduduk pada masa itu terbuat dari karung goni, karena tidak tersedia
bahan pakaian yang terbuat dari kain, pria dan wanita terpaksa memakai pakaian
yang terbuat dari karung goni sisa-sisa dari bungskus gula pasir. Dan yang agak
membanggakan persediaan gula sangat melimpah sehingga penduduk dengan mudah
menerima jatah gula pasir dari pemerintahan belanda.
Periode 3
Dari waktu ke waktu pemandangan kekerasan sering terjadi, kerja
paksa, penggeledahan hasil bumi, penganiayaan warga yang tidak mau kerja paksa
selalu terlihat setiap hari.Masalah hasil bumi warga dipaksa mengerjakan lahan
milik sendiri , yang diawasi oleh anthek-anthek Belanda tanpa dibekali dengan
isi perut yang cukup, tetapi semangat kerja tetap ada.
Tidak tahan dengan kebiadapan penjajah, sedikit demi sedikit para
tokoh berunding secara tersembunyi untuk menyatukan persepti menyusun satu
kekuatan perang melawan penjajah.
Dengan perlengkapan senjata seadanya yaitu berupa Bambu runcing
terjadilah pertempuran yang sangat sengit melawan serdadu Belanda. Walaupun
banyak terjadi korban berjatuhan , tetapi semangat perjuangan para tokoh yang
dibantu penduduk terus berlangsung yang pada akhirnya dengan perasaan lega ,
berkat kegigihan para pejuang, berangsur-angsur Belanda meninggalkan wilayah
penjajahannya.
b.
Sejarah Pemerintah Desa Sukoreno.
Berdasarkan cerita orang-orang tua di Desa Sukoreno bahwa semenjak
tahun 1940 an sampai sekarang Tahun
(2009) Pemerintah Desa Sukoreno sudah mengalami beberapa kali pergantian
pimpinan yang antara lain sebagai berikut
:
1.
Bapak Kertojoyo, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1940-1950
2.
Bapak Dani, menjabat sebagai
Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1950-1954
3.
Bapak Katen, menjabat sebagai
Kepala Desa Sukoreno pada tahun1954-1959
4.
Bapak Pa’un, menjabat sebagai
Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1959-1960
5.
Bapak, Kasim menjabat sebagai
Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1960-1964
6.
Bapak Tariman,, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1964-1966
7.
Bpk.Djuri Karyo Utomo, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1966-1991
8.
Bapak Nur Handoko, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1991-1999
9.
Bapak Timbul Hadi.P, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 1999-2007
10.
Bapak Karianto Hadi, menjabat
sebagai Kepala Desa Sukoreno pada tahun 2007-2013